Kamis, 07 Juni 2018

Wilayah UKAM Kini Ibarat Cewe Cantik Perawan Menari diatas Podium 1000 Mata Cowo-Cowo


Hampir seantero penghuni Nusantara pencari hidup kini matanya tertuju ke wilayah UKAM. Ada apakah di Wilayah UKAM yang tergolong wilayah terisolir? Wilayah UKAM yang beberapa dekade ini hilang lenyap namanya di muka umum tiba-tiba menjadi nama Cewe Cantik yang menari diatas Podium Mata cowo-cowo. Melihat wanita cantik menari diatas podium, pasti lelaki yang tak kenal namanya akan menanyakan siapakah cewe itu kepada orang yang ada di samping kiri-kanan dan depan-belakang. Kondisi itulah kini terjadi di wilayah UKAM. Pada awal tahun 2018, seluruh Nusantara dikagetkan dengan berita panas, yakni pendulangan emas di wilayah UKAM. Berlahan seiring berjalannya waktu, kini sejuta masyarakat tak ber-KTP LABOSU-SASEAW kini merajalelah di wilayah UKAM. Hampir setiap kali penerbangan maskapai Wings Air tujuan Jayapura (DJJ) - Dekai (DEX) dipenuhi oleh penumpang wajah-wajah baru (non asli Papua). Timbul pertanyaan, setelah melihat sejumlah wajah-wajah baru seperti ini "Mengapa banyak orang Non Papua banyak yang menuju ke YAHUKIMO?". Ternyata tujuan utamanya adalah keluar-masuk hutan perawan wilayah UKAM.
Mengapa dengan mudahnya kaum tak kenal beraninya keluar-masuk wilayah UKAM? adalah sebuah pertanyaan konyol, jika sepanjang pemahaman awam warga UKAM belum berubah. Sepanjang upaya penghuni asli untuk berdiri diatas kaki sendiri tidak ada, maka jangan salah kalau wilayah ini sudah menjadi perhatian dunia.

BAGAIMANA RESPON MASYARAKAT DENGAN KONDISI INI?

 Kondisi ini sebenarnya adalah bukan sebuah masalah yang serius jika dipandang secara sehat. Tapi karena pemahaman terkait dunia pertambangan yang masih dangkal dan belum memahami baik langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk membuka pertambangan rakyat. Maka kesalahpahaman pun kini terus terjadi. 
Sebenarnya, jika disosialisasikan secara baik, terbuka dan transparansi informasi ini dilakukan secara baik. Maka sesungguhnya orang UKAM bisa menempuh sebuah usaha yang legal. Tapi karena "ego" masyarakat pemilik hak ulayat lebih tinggi, akhirnya menimbulkan permasalahan horizontal maupun diagonal.  
Wilayah UKAM sebenarnya kaya akan SUMBER DAYA ALAM yang melimpah, tanpa keberadaan masyarakat masih jauh dari garis kemiskinan. Untuk mengubah pola hidup ini yang berjalan secara berkesinambungan di setiap dekade. Pertambangan rakyat dengan cara dan langkah yang tepat harus dilakukan. Namun karena, berbeda persepsi dan ego masing-masing pemilik hak ulayat lebih tinggi, makanya daerah ini kini sudah menjadi daerah perampasan.

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF 

Dampak Positif
 Dengan membuka pertambangan rakyat yang dikoordinir oleh masyarakat asli, maka dampak positifnya yang akan terjadi adalah sebagai berikut:
  1. Perekonomian masyarakat akan bertumbuh
  2. investasi sumber daya manusia (SDM) dari segi kuantitas dan kualitas akan meningkat.
  3. Infrastruktur daerah akan terbangun baik.
  4. pelayanan publik akan berjalan maksimal.
  5. pelayanan kesehatan akan membaik
  6. dll.
Dampak Negatif
Jika tidak diakomodir dan ditangani secara baik untuk membuka pertambangan rakyat, dan masih berjalan beberapa tahun dengan kondisi saat ini. Efek negatif yang akan terjadi adalah sebagai berikut:
  1. Warga tetap akan hidup dibawah garis kemiskinan dan angka kemiskinan akan meningkat setiap dekade.
  2. persoalan horizontal, diagonal dan vertikal akan terus terjadi.
  3. penyakit sosial akan merajalelah.
  4. Kerusakan lingkungan akan terus terjadi
  5. kematian masyarakat asli akibat penyakit sosial akan terus terjadi.
  6. dll
Meski wilayah ini kaya akan SDA yang perawan dan melimpah, masyarakatnya masih MISKIN, bahkan terisolir dari segala aspek pembangunan. Itulah sebabnya, judul artikel ini saya (penulis) memberi judul "Wilayah UKAM kini ibarat Cewe Perawan Menari diatas Podium 1000 mata Cowo-Cowo".

Akankah kondisi ini akan bertahan lama? mari kita ikuti episode-episode selanjutnya! 

Penulis : Panuel Maling, ST (Junior Geologist)

HANCUR DIATAS KEMISKINAN (UKAM SENGSARA EPISODE KE-2)

Foto : Lokasi Tambang Emas di Mosomdua (Doc: Tim Penolakan, 25/8/2018) Memasuki era Revolusi Industri 4.0, negara-negara maju seper...