Kamis, 08 Juni 2017

UNA ITU KAMI dan I LOVE LABOSU

Oleh : Panuel Maling, ST

Menjawab berbagai pertanyaan dari berbagai kalangan terhadap kalimat yang penuh makna, yaitu UNA ITU KAMI dan I LOVE LABOSU (LAngda BOmela SUmtamon). Maka berikut dapat dijelaskan tentang apa makna kalimat yang tercantum pada sebuah kaos. Cermatilah ulasan ini secara seksama guna menjelaskan kepada publik bahwa arti dari kedua kalimat tersebut adalah mengandung makna yang luas.
1.   Makna UNA ITU KAMI
UNA ITU KAMI merupakan gabungan dari kata UNA, ITU dan KAMI. UNA merupakan sebuah kata yang diambil dari nama suku. Suku UNA itu adalah Langda, Bomela dan Sumtamon. UNA ITU KAMI merujuk pada pengakuan terhadap keberadaan diri sebagai orang UNA, yang tentunya dapat mengetahui budaya, bahasa, letak geografis, etnis dan asal kampung.
Asal kata suku UNA diambil dari sebuah kata pertanyaan. Yang mana ketika membuat pertanyaan diawali dengan kata UNA. Misalnya: UNA baryi, UNA mi, UNA towa, UNA  me, UNA tum, UNA enmarim dan lain-lain. Pertanyaan itu pun diungkapkan oleh orang UNA terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain. Dan hampir keseluruhan orang UNA (Langda, Bomela, Sumtamon) mengawali sebuah pertanyaan dengan kata tersebut tetapi berbeda logat. Dengan demikian, para misionaris menyebut daerah Langda, Bomela dan Sumtamon sebagai suku UNA. Maka sampai sejauh lazim dan terpopuler sebagai suku UNA.
Asal kata ITU merupakan sebuah kata penunjukkan terhadap sesuatu benda (waktu, hal, tempat dan lain-lain). ITU juga bisa digunakan ketika mempertanyakan sesuatu, misalnya: Apa itu? Darimana itu? Siapa itu? Mengapa Itu? Ini merupakan sebuah rangkaian pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang pasti. Sedangkan makna yang menunjukkan sesuatu, misalnya: Itu buku. Itu Noken. Itu tas. Itu ayam dan lain-lain. Menggunakan kata ITU untuk menunjukkan sesuatu bisa digunakan ketika menjelaskan suatu pertanyaan maupun ketika menjelaskan sesuatu tanpa pertanyaan tetapi mengandung makna penunjukkan.
Asal kata KAMI merupakan sebuah kata yang mengandung arti yang jamak. KAMI merujuk pada pengakuan sebuah kelompok yang terbatas ruang lingkup, dan juga mengandung sebuah pernyataan yang tidak menunjukkan egois. Menurut KBBI terjemaat V menjelaskan bahwa KAMI yang berarti bersama dengan orang lain (tidak termasuk yang diajak berbicara); yang menulis atas nama kelompok dan tidak termasuk pembaca; dan yang menulis (digunakan oleh penulis).
Dari uraian diatas sangatlah jelas bahwa UNA ITU KAMI merupakan sebuah kalimat pengakuan keberadaan orang UNA (Langda, Bomela, Sumtamon) terhadap orang lain. Pengakuan itu boleh diucapkan oleh orang asli UNA dan juga orang asing tapi memenuhi syarat dalam mengakui diri sebagai orang UNA, misalnya istri dari orang UNA yang berasal dari daerah lain, suami dari orang UNA yang berasal dari daerah lain dan menetap di daerah UNA, anak peranakkan orang UNA (ayahnya orang UNA) dan perpindahan penduduk dari luar daerah UNA dan menetap di wilayah UNA yang memenuih syarat, yaitu yang diakui secara adat maupun administrasi pemerintahan.

2.   Makna I LOVE LABOSU
I LOVE LABOSU merupakan sebuah kalimat pengakuan terhadap kecintaan. I diambil dari bahasa Inggris yang artinya saya. LOVE diambil dari bahasa Inggris yang artinya cinta. Dan LABOSU merupakan sebuah kata singkatan dari LAngda, BOmela dan SUmtamon, yang artinya nama daerah. I LOVE LABOSU bukan hanya sebuah kalimat iseng-iseng yang mudahnya dicantumkan dalam sebuah kaos semata dengan mengikuti maraknya penggunaan kata I LOVE YOU dan lain sebagainya. Melainkan mengandung makna yang luas.
Pemilik kaos harus juga merupakan orang UNA, tapi tidak menutup kemungkinan bisa juga digunakan oleh orang yang pernah mengabdi untuk orang UNA, juga orang yang punya hati untuk orang UNA, saudara-saudari dari orang UNA, peranakan dari orang UNA, serta sebagai bentuk promosi maka bisa dapat digunakan oleh orang non UNA agar nama LABOSU santer terkenal.
I LOVE LABOSU yang merupakan kalimat pengakuan kecintaan terhadap daerah Langda, Bomela dan Sumtamon bisa juga diucapkan oleh orang UNA yang berada diluar daerah, juga bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan pengabdian, kecintaan dan keberadaan, yang disertai dengan upaya konkrit melakukan perubahan di daerah Langda, Bomela dan Sumtamon.
Kata LABOSU mulai terpopuler sekitar tahun 1980-an sampai dengan awal tahun 2000-an. Yang mana tahun-tahun itu anak-anak UNA yang bersekolah di Wamena dan Jayapura lazim menggunakan kata itu sebagai satu kata kesatuan dari tiga daerah yang tak terpisahkan eratnya. Sebuah kata yang tidak memandang bulu, sebuah kata yang tidak mengkotak-kotakan marga, kampung, keluarga, klasis, batas wilayah, logat bahasa, asal usul, kebiasaan, latar belakang orang tua dan lain sebagainya. Melainkan sebuah kesatuan utuh yang bukan pertama, kedua dan ketiga, melainkan satu kesatuan yang disebut dengan kalimat “Three in One” and “One for All”.  
Meski demikian, seiring dengan berjalannya waktu. Kesatuan LABOSU kini mulai luntur bagaikan sebuah noda di baju putih. Penyatuan persepsi, memperjuangkan hak bersama, mempertahankan kepentingan bersama, sifat simpati, dan sifat empati kini mulai LANGKA. Berbicara persatuan dan kesatuan diantara orang LABOSU kini ibarat berbicara langit dan bumi, instalasi kabel positif dan negative, elang dan ular.

Berdasarkan uraian makna kedua kalimat diatas, maka setiap para pengguna kaos UNA ITU KAMI dan I LOVE LABOSU harus sadari bahwa kaos yang ada di badan anda dan saya ketika kami memakai itu sesungguhnya kami mengemban sebuah misi yang besar. Misi itu adalah, misi menghancurkan atau melawan derasnya sifat egois yang perlahan menguasai diri kami seiring dengan perkembangan dunia. Lambat laun, sadar atau tidak sadar kami akan menjadi santapan arus globalisasi, jika saat ini kami tidak menyadari akan betapa pentingnya sebuah kesatuan dalam satu suku.
Sesungguhnya kedua kalimat ini mengajak kami semua untuk mengevaluasi jalannya hidup yang telah lepas dari porosnya. Sebuah kalimat yang mengingatkan pula akan persatuan dan kesatuan di era 1980-an sampai dengan 2000-an. Peradaban yang kami hadapi saat ini menggeser pola hidup yang menyatukan perbedaan. Peradaban itu pula menggeser martabat kehidupan orang UNA (Langda, Bomela dan Sumtamon). Budaya hidup bersama kini mulai hilang ditelan arus global.
Realita hidup egois kini mulai menguasai daerah yang berada di poros pulau Papua ini. Diantara kehidupan pergeseran itu mulai bermain kepentingan politik, kepentingan ekonomi, kepentingan social, kepentingan keluarga, kepentingan kampung dan lain sebagainya. Sudah mulai mengkotak-kotakan antar kampung, antar marga, antar distrik, antar keluarga dan lain sebagai. Disinilah persatuan sudah tidak memiliki nilai utama atau pokok dalam kehidupan harmoni.
Hai, para kaum muda! Sadarilah bahwa anda adalah solusi dan bukan pemecah bela bangsa. Satukanlah hati dan kibarkanlah bendera persatuan. Ingatlah, Amerika yang merupakan Negara ADIDAYA kini mulai runtuh karena mulai muncul perbedaan. Mulai muncul pergeseran hidup dari porosnya. So, mari kami sama-sama menjadi persatuan dan kesatuan orang LABOSU. LABOSU bukan yang pertama, kedua, dan ketiga. Melainkan LABOSU merupakan yang utama dan merupakan satuan kesatuan yang tak bisa dipisahkan oleh kepentingan apa pun.
“Three in One” and “One for All”

HANCUR DIATAS KEMISKINAN (UKAM SENGSARA EPISODE KE-2)

Foto : Lokasi Tambang Emas di Mosomdua (Doc: Tim Penolakan, 25/8/2018) Memasuki era Revolusi Industri 4.0, negara-negara maju seper...