Selasa, 24 Mei 2016

Semakin Terancam SDM UKAM, mengenang kisah teman ELIPAS Malyo, Amd. Par

Elipas Malyo, Amd. Par, sosok Humoris & suka Diskusi. 

Potret foto PPMB IMPA tahun 2015.


Kemajuan Dunia yang ditandai dengan adanya Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) ini dapat membuka peluang untuk setiap orang dapat bersaing di segala aspek pembangunan. Seirama dengan perkembangan itu dan telah menerapkan Indonesia sebagai salah satu negara ASEAN yang memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA ) dapat memberikan tantangan yang kompleks bagi masyarakat luas. Meskipun MEA sebagai sebuah persaingan ekonomi antarnegara, tapi pada penerapan sangat menantang kehidupan masyarakat. Salah satu aspek ancaman MEA adalah tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkompeten dan berdaya saing. Aspek ini mengsyaratkan bahwa kompetensi kerja para pelaku ekonomi sangat diperhitungkan. Suatu daerah akan maju dan sejajar dengan daerah lain apabila SDM daerah tersebut memadai. 

Realita dinamika yang saya uraikan secara singkat diatas ini, menunjukkan bahwa para pejuang yang gugur di medan pendidikan tidak seirama dengan tuntutan perkembangan dan harapan masyarakat UKAM. Dahulu kala, kehidupan masyarakat primitif memang tidak membutuhkan orang-orang yang berpendidikan. Karena semua hal yang ingin mereka lakukan adalah berasal dari daerah tersebut. Namun kondisi saat ini sangat bertolak belakang dengan kehidupan masyarakat awam dulu. Keberadaan masyarakat saat ini semakin besar harapan hidup tergantung pada pemimpin yang berpendidikan. Pemimpin yang potensial seirama dengan perkembangan dunia yang bertindak kontekstual adalah pemimpin harapan kehidupan masyarakat sekarang ini. Sehingga sangat membutuhkan SDM UKAM saat ini. 

Harapan uraian pada paragraf ke dua ini sedang terancam dengan kondisi nyata akhir-akhir ini di kalangan Mahasiswa UKAM. Banyak korban yang terjadi, 2 tahun terakhir sudah beberapa orang meninggal, diantaranya : Bpk Esap Aruman, SE,.MM; Selot Nabyal; Yeus Walle, Elipas Malyo, Amd Par dan teman-teman lain yang gugur di medan pendidikan. Ini merupakan sebuah kerugian besar bagi suku UKAM. Kemajuan daerah sangat besar harapan ditentukan oleh banyaknya jumlah SDM pada daerah tersebut. Maka dari itu, hal ini menjadi sebuah refleksi positif untuk memberantas segala kemungkinan banyak korban berikutnya. 

Alangkah baiknya semua orang UKAM duduk dan berbicara banyak terhadap hal ini. Ini masalah serius yang harus setiap stakeholder suku UKAM berdiskusi dan mulai menyerang dampak buruk ini. Kita tidak sadar bahwa beberapa tahun ke depan pasti ada korban berikutnya jikalau saat ini tidak teratasi secara baik. Jangan pernah menunggu untuk ambil tindakan yang positif. 

Saudara Elipas Malyo yang meninggal pada hari senin (23/05/2016) ini merupakan sebuah kerugian besar bagi masyarakat UKAM, secara khusus masyarakat Langda. Karena dia adalah salah satunya sarjana diploma di jurusan pariwisata. Elipas yang dikenal sosok Humoris dan suka Diskusi hal-hal positif ini meninggalkan banyak kesan positif bagi masyarakat dan mahasiswa yang berpendidikan di kota Jayapura. Beliau aktif di persekutuan-persekutuan kecil maupun lembaga IS-UKAM wilayah Jayapura. Sehingga kepergian sosok Elipas Malyo patut kami warga UKAM merasa terpukul. Sebagai manusia biasa kami mempertanyakan kerugian tersebut tapi sebagai orang Kristen kami bersyukur dan menyerahkan kepada Tuhan yang maha esa. Sungguh kami merasa rugi SDM UKAM yang ke sekian kalinya. 
Selamat Jalan saudara Elipas Malyo, Amd. Par,  kami angkatan 2011 sebagai mahasiswa dan teman seperjuangan turut berdukacita yang sangat mendalam. 

By Panuel Maling, ST (Sekjen IS-UKAM Wilayah Jayapura )

Minggu, 22 Mei 2016

KISAH TARIAN SUKU UKAM KAB. YAHUKIMO

"Dari Ufuk Timur Indonesia Kami Menari dan Bernyanyi "

Setelah suku UKAM (Una, Kopkaka, Arimtab, Arupkor, Mamkor dan Momuna ) di perkenalkan melalui Injil Kristus melalui para misionaris asal negeri kincir angin (Netherland) Pdt. Gerrit Kuijt Cs dan para penginjil dari suku YALI pada tahun 1973. Kehidupan masyarakat saat itu mereka hidup dengan berpakaian seperti yang mereka tampilkan dalam acara Pergelaran Budaya Nusantara 2016 di taman IMBI (jumat, 20/05/2016) dan di halaman Kantor Gubernur Provinsi Papua (sabtu, 21/05/2016). Kehidupan masyarakat yang sederhana, hanya dengan menggunakan koteka dan sali, kondisi seperti ini Injil menyelimuti seluruh lemba Sain, Ei, dan Kinok. Tak lama kemudian setelah Injil masuk, akhirnya lambat laun pola hidup masyarakat berubah. 

Perubahan dari waktu ke waktu terus berjalan, anak-anak asal suku UKAM sudah berpendidikan dari tingkat Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Pendidikan Tinggi, maupun magister. Bahkan setelah selesai pendidikan putra daerah suku UKAM pun sudah bekerja di Birokrasi Pemerintahan maupun legislatif. Suatu kebanggaan berawal dari masyarakat awam hingga kini berada di dekade transisi menuju masyarakat modern. Segala aspek pembangunan kini terasa di masyarakat yang hidup di poros pulau Papua ini. 
"suku UKAM menari di halaman kantor Gubernur Provinsi Papua (sabtu, 21/05/2016)

Sejalan dengan dinamika dunia, masyarakat luas sudah diperkenalkan di mata publik melalui berbagai aspek perkenalan. Melainkan melalui tarian khas masyarakat suku UKAM belum pernah tampil di tingkat provinsi. Sudah pernah tampil di tingkat kabupaten yakni, kabupaten Jayawijaya, kabupaten Yahukimo, kabupaten Pegunungan Bintang dan kabupaten Yalimo. Sehingga sedikit dari masyarakat luas sudah ketahui akan keberadaan suku UKAM dengan ciri khas tersendiri. Namun mata publik secara luas belum begitu Terpopuler karena dalam iven-iven terbesar berskala regional, nasional, maupun internasional belum pernah tarian asal suku UKAM ini ditampilkan. 

Berawal dari sebuah renungan yang panjang, akhirnya tahun 2016 suku UKAM berkesempatan untuk tampil dengan ciri khas tersendiri di ibu kota Provinsi Papua. Setelah rencana awal kegiatan bertepatan dengan hari HARDIKNAS pada tanggal 29/04/2016 ,hanya saja tertunda karena bertepatan dengan kedatangan orang nomor 1(satu) Indonesia .akhirnya tertunda hingga dilaksanakan pada tanggal 20-21 Mei 2016.dengan penuh kesabaran akhirnya tarian suku UKAM tampil dihadapan publik masyarakat kota Jayapura. Momen ini merupakan kesempatan terbaik suku UKAM memperkenalkan budaya asli dengan ciri khas tarian asli. Semoga ini merupakan awal kebangkitan budaya suku UKAM dimata dunia. 
Akhirnya sebagai anak bangsa suku UKAM merasa bangga dengan kesempatan ini. 
Teleb!! 
By Panuel Maling, ST 

HANCUR DIATAS KEMISKINAN (UKAM SENGSARA EPISODE KE-2)

Foto : Lokasi Tambang Emas di Mosomdua (Doc: Tim Penolakan, 25/8/2018) Memasuki era Revolusi Industri 4.0, negara-negara maju seper...