Senin, 26 November 2012

Metode Persiapan Cerita Alkitab

Pendahuluan

Mengajar cerita Alkitab merupakan suatu usaha untuk menyampaikan berita sukacita Tuhan kepada anak-anak. Karena kemampuan anak untuk memahami dan berkonsentrasi belum sebaik orang dewasa, pengajar harus dapat menyampaikan cerita secara menarik. Itu sebabnya, pelayanan terhadap anak menuntut kreativitas yang lebih besar daripada pelayanan terhadap orang dewasa.
Secara garis besar, ada dua tahap utama dalam mengajar cerita Alkitab, yaitu persiapan dan penyampaian. Keberhasilan pengajaran sangat bergantung pada penguasaan pengajar terhadap materi yang disampaikan dan pada persiapan yang matang.

Persiapan
Banyak orang mungkin menganggap remeh masa persiapan. Padahal untuk dapat menyampaikan cerita Alkitab dengan efektif, persiapan merupakan langkah yang mutlak diperlukan. Pentingnya sebuah persiapan ditujukkan oleh slogan 5p, "proper preparation prevent poor performance", yang berarti persiapan yang baik mencegah penampilan yang buruk.
Berikut adalah tiga jenis persiapan bercerita yang harus dilakukan oleh seorang pelayan anak.
  1. Persiapan dasar, meliputi: analisis acara dan analisis calon pendengar.
  2. Persiapan materi, meliputi: perumusan tujuan, penyusunan outline/struktur presentasi, pengumpulan bahan, dan penyusunan cerita.
  3. Persiapan alat bantu, meliputi: pemilihan alat bantu, pembuatan alat bantu, dan latihan menggunakannya.
  1. Persiapan Dasar
    Penyusunan cerita memang harus dipersiapkan dengap cermat, tetapi setiap pengajar perlu tahu hal-hal di sekitar cerita dan kepada siapa cerita itu akan disampaikan. Tahapan selanjutnya akan sangat bergantung pada hasil analisis tahap ini. Misalnya, menyampaikan cerita kepada anak sekolah minggu di kelas kecil atau batita tentu akan berbeda dengan di kelas besar.
    Langkah awal atau dasar yang bisa dilakukan yaitu dengan membuat analisis acara dan analisis siapa calon pendengar, yang dapat dilakukan dengan memerhatikan pertanyaan berikut.
    • Mengapa cerita ini disampaikan? Dengan kata lain, hasil apa yang diharapkan dari cerita tersebut?
    • Bagaimana cerita ini akan disampaikan? Apakah dengan cara yang biasa, dengan panggung boneka, ataukah dengan kombinasi bentuk lain.
    • Tentukan jadwal dan alokasi waktu yang dibutuhkan karena hal itu akan menentukan kuantitas dan kualitas dari materi yang akan disampaikan serta alat bantunya.
    Langkah selanjutnya adalah menganalisa calon pendengar Anda. Ini merupakan langkah yang paling dominan dalam persiapan dasar karena merekalah yang harus menjadi pusat perhatian dalam menyiapkan dan menyampaikan bahan. Terlebih jika kita bercerita ke gereja lain, hal ini sangat penting. Beberapa pertanyaan, seperti siapa pendengarnya, berapa jumlahnya, dan sebagainya, perlu Anda buat analisanya.
  2. Persiapan Materi
    Dalam persiapan materi, beberapa langkah yang bisa dilakukan adalah perumusan tujuan, penyusunan outline/struktur, pengumpulan bahan, dan penyusunan cerita. Tahap pertama atau penyusunan tujuan biasanya sudah ditetapkan oleh pihak individu atau gereja seperti yang tertulis dalam buku panduan.
    Tahap kedua, yaitu dengan menyusun struktur cerita yang terdiri dari tahap permulaan cerita, inti pembicaraan, dan kesimpulan cerita. Pendahuluan cerita sangat penting sebagai pengantar ke dalam inti cerita dan memengaruhi sikap pendengar apakah serius untuk menyimak cerita selanjutnya atau tidak. Kemudian lanjutkan dengan mengemukakan inti atau isi cerita yang dapat Anda bagi menjadi beberapa bagian kecil jika waktu yang diberikan panjang. Tahap terakhir adalah penutup atau kesimpulan cerita yang digunakan untuk menekankan apa yang ingin dicapai atau pelajaran apa yang diperoleh dari cerita tersebut.
    Tahap yang ketiga, guru atau pengajar sekolah minggu harus mengumpulkan atau menyelidiki materi. Penyelidikan ini akan menjadi kisi-kisi cerita. Kumpulkan perlengkapan yang diperlukan, seperti Alkitab, buku panduan (kurikulum), konkordansi, alat tulis, dan lainnya. Berikut ini adalah beberapa hal yang terkait dengan penyiapan bahan ini.
    • Menyediakan waktu persiapan untuk menyelidiki materi yang akan disampaikan.
    • Membaca untuk mendapatkan pengertian yang lebih lengkap. Baca juga teks sebelum dan sesudahnya, karena biasanya suatu perikop dalam Alkitab memunyai kaitan dengan bagian sesudah atau sebelumnya.
    • Perhatikan tokoh yang terkait dalam cerita, seperti jenis kelamin, rupa, bentuk badan, kedudukan, watak, hubungan dengan orang lain, maupun persoalan yang dihadapi.
    • Sampaikan lokasi atau tempat berlangsungnya peristiwa agar nuansa cerita dapat ditangkap oleh pendengar.
    • Perhatikan waktu terjadinya cerita itu. Tempat dan waktu yang disampaikan dengan jelas akan membantu pendengar atau anak-anak memahami situasi, keadaan, serta kesulitan yang berkaitan dengan peristiwa atau kejadian yang dihadapi oleh tokoh dalam cerita itu.
    • Perhatikan peristiwa, tentukan pemeran utama, dan jangan lupa perhatikan kata-kata sulit yang perlu Anda perhatikan sesuai dengan tingkat pemahaman anak-anak. Sebisa mungkin, pakailah kata-kata yang sederhana. Bila tidak ada padanan dari kata-kata yang sulit itu, berikan arti kata itu sehingga anak-anak dapat mengerti.
    Setelah bahan atau materi cerita telah siap, sekarang waktunya untuk menyusun cerita. Tentunya cerita yang akan disusun mengikuti struktur yang telah dipilih pada tahap sebelumnya, yakni pendahuluan atau permulaan cerita, isi cerita, dan kesimpulan atau penutup.
    • Pendahuluan
      Bagian ini bisa diisi dengan menceritakan apa yang akan disampaikan, menanyakan, atau mengulang sebentar cerita yang lalu, atau memberi awal pada cerita yang baru. Permulaan harus pendek, dibuat menarik, dan bervariasi (tidak selalu sama setiap minggu). Beberapa contoh permulaan cerita adalah penyampaian persoalan/kesulitan (misalnya, Zakheus yang pendek mengalami kesulitan di antara orang banyak), penjelasan istilah baru (arti pemungut cukai, orang Farisi, paskah, dll.), peragaan alat/benda (misalnya bunga).
    • Isi cerita
      Isi cerita perlu dibuat atau ditulis dengan alur yang jelas dan sederhana untuk mempermudah pemahaman anak-anak terhadap kisah yang disampaikan. Dalam penyusunan ini, konsentrasi yang dimiliki anak-anak perlu diperhatikan juga.
    • Kesimpulan/penutup
      Kesimpulan harus mencakup setidaknya dua hal penting, yaitu rangkuman dari inti pembicaraan dan rangsangan untuk melakukan tindakan seperti tujuan cerita. Misalnya: "Adik-adik, perempuan itu pulang dengan sukacita. Dosanya telah diampuni dan ia memulai hidup yang baru. Siapa di antara adik-adik yang mau diampuni dosanya oleh Yesus? Siapa yang mau hidup benar di hadapan Tuhan? Mari kita berdoa ...."
  3. Persiapan Alat Bantu
    Berbagai penelitian menunjukkan bahwa penyampaian informasi yang paling efektif adalah melalui media audiovisual (pendengaran dan penglihatan). Oleh karena itu, penggunaan alat bantu pada saat menyampaikan cerita sangat bermanfaat.
    Persiapan alat bantu baru dapat dilakukan setelah persiapan dasar dan persiapan materi selesai. Tiga langkah yang terkait dengan persiapan ini adalah pemilihan, pembuatan, dan latihan penggunaan alat bantu.
    Pemilihan jenis alat bantu sangat ditentukan oleh persiapan dasar. Sedangkan materi yang akan ditampilkan melalui alat bantu ini mengacu pada persiapan materi.
    Pembuatan alat bantu membutuhkan keahlian, waktu, dan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, pemilihannya harus benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan. Penggunaan alat bantu yang telah tersedia dengan atau tanpa modifikasi, dapat menghemat waktu dan biaya. Setelah alat bantu tersedia, guru atau pengajar perlu melakukan latihan menggunakan alat bantu ini.
    Kesiapan bercerita amat menentukan berhasil tidaknya cerita tersebut disampaikan kepada anak layan kita. Penyampaian firman Tuhan perlu dilakukan dengan sebaik mungkin agar pesan dapat diterima anak-anak. Yang terpenting, firman tersebut dapat menjadi tuntunan mereka untuk turut dalam kebenaran Allah. Oleh sebab itu, mari sampaikan kebenaran akan firman Allah dengan sebaik mungkin.
Disunting Oleh : Panuel Maling (GJRP-JEFA PAPUA)



Jumat, 23 November 2012

RINDU KAMPUNG HALAMAN

Daerah UKAM merupakan salah satu dari suku-suku terbesar di Tanah Papua, dimana UKAM merupakan singkatan dari pada suku UNA, Kopkaka, Arimtab dan Momuna. daerah Ukam jika dipandang dari sisi Sumber Daya Alam (SDA) sangat menjanjikan untuk perubahan pembangunan pada segi kesejahteraan Masyarakat, Pembangunan Sumber Daya Manusia, Pembangunan Infranstruktur maupun yg lain. dimana sumber daya alam yg bisa kita lihat adalah penuh dengan Emas, batubara, Kaharu, serta mineral-mineral lain yg berharga. namun melihat dari sisi SDM jauh sekali dengan penyedian SDA yang ada, karena belum ada putra daerah yang sementara ini selesai ataupun kuliah di bagian Teknik Geologi maupun pertambangan.

Dengan demikian, diperkirakan bahwa Sumber Daya Alam yang tersedia ini bisa menjadi taruan bagi investor-investor dari luar. hal ini dapat dilihat dari adanya eksplorasi Tambang Batubara yang sedang berlangsung di samboka dan sekitarnya. 
Apakah dengan adanya pemekaran kabupaten baru di wilayah Ukam ini membawa dampak perubahan bagi daerah UKAM terutama dibidang SDM? nyatanya pemekaran kabupaten yang di mekarkan oleh Kabupaten induk (Yahukimo) ini hanya mencari keuntungan kepentingan pribadi seseorang semata. hal ini, dapat di publikasikan karena mengingat kepentingan masyarakat yang nyatanya membutuhkan pembangunan yang dapat benar-benar merubah kehidupan yang lama.

Oleh sebab itu, perlu adanya penyediaan Sumber Daya Manusia yang berkompeten dalam pengelolahan Sumber Daya Alam yang ada, jika tidak ada penyediaan SDM yang memadai maka kehadiran kabupaten membuka peluang bagi orang lain untuk menikmati kekayaan alam yang ada.

Hal lain yang bisa kita cermati secara bersama adalah adanya kepunahan culture akibat adanya kehadiran kabupaten baru, namun menyangkut dengan ini hanya sebatas wacana. karena banyak orang yang sekarang berkorban adalah dengan adanya pengaruh-pengaruh luar yang bernilai negatif serta perkembangan yang tidak mengacu pada keadaan yang ada sebelumnya.

By PANUEL MALING

Sabtu, 03 November 2012

GEOLOGI BATUBARA

Bab i.
pengenalan BATUBAR

 Pengertian batu bara
Batubara adalah salah, satu bahan bakar fosil. Pengertian umumnya adalah batuan sediment yang dapat terbakar, terbentuk dari endapan organik, utamanya adalah sisasisa tumbuhan dan terbentuk melalui proses pembatubaraan.
Unsur utama dari batubara adalah Karbon, Hidrogen dan Oksigen

 Umur batubara
žPembentukan batubara memerlukan kondisikondisi tertentu dan hanya terjadi pada era -era tertentu sepanjang sejarah geologi. Zaman karbon, kirakira 340 juta tahun yang lalu adalah masa pembentukan batubara yang paling produktif dimana hampir seluruh deposit batubara (black coal) yang ekonomis di belahan bumi bagian utara terbentuk.
žPada Zaman permian , kirakira 270 juta tahun  juga terbentuk endapanendapan batubara yang ekonomis di belahan bumi bagian selatan, seperti Australia, dan berlangsung terus menerus sehingga zaman tersier ( 70 – 13 juta tahun yang lalu ) di belahan bumi yang lain.
 
 Skala waktu geologi
 
Proses sedimentasi, kompaksi, maupun transportasi yang dialami oleh material dasar pembentuk sedimen sehingga menjadi batuan sedimen berjalan se lama jutaan tahun.

Kedua konsep tersebut merupakan bagian dari proses pembentukan batubara vang mencakup proses :
žPembusukan, yakni proses dimana tumbuhan mengalami tahap pembusukan (decay) akibat adanya aktifitas dari bakteri anaerob. Bakteri ini bekerja dalam suasana tanpa oksigen dan menghancurkan bagian yang lunak dari tumbuhan seperti selulosa, protoplasma, dan pati.
žPengendapan, yakni proses dimana material halus hasil pembusukan terakumulasi dan mengendap membentuk lapisan gambut. Proses ini biasanya terjadi pada lingkungan berair, misalnya rawa-rawa.
 
žDekomposisi, yaitu proses dimana lapisan gambut tersebut di atas akan mengalami perubahan berdasarkan proses biokimia yang berakibat keluarnya air (H20) clan sebagian akan menghilang dalam bentuk karbondioksida (C02), karbonmonoksida (CO), clan metana (CH4). 
 
žGeotektonik, dimana lapisan gambut yang ada akan terkompaksi oleh gaya tektonik dan kemudian pada fase selanjutnya akan mengalami perlipatan dan patahan. _Selain itu gaya tektonik aktif dapat menimbulkan adanya intrusi/terobosan magma, yang akan mengubah batubara low grade menjadi high grade. Dengan adanya tektonik setting tertentu, maka zona batubara yang terbentuk dapat berubah dari lingkungan berair ke lingkungan darat.
 
žErosi, dimana lapisan batubara yang telah mengalami gaya tektonik berupa pengangkatan kemudian di erosi sehingga permukaan batubara yang ada menjadi terkupas pada permukaannnya. Perlapisan batubara inilah yang dieksploitasi pada saat ini.
 
MATERI PEMBENTUK BATUBARA
   Hampir seluruh pembentuk batu bara berasal dari tumbuhan. Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batu bara dan umurnya menurut Diessel (1981) adalah sebagai berikut:
žAlga, dari Zaman Pre-kambrium hingga Ordovisium dan bersel tunggal. Sangat sedikit endapan batu bara dari perioda ini.
žSilofita, dari Zaman Silur hingga Devon Tengah, merupakan turunan dari alga. Sedikit endapan batu bara dari perioda ini.
 
žPteridofita, umur Devon Atas hingga KArbon Atas. Materi utama pembentuk batu bara berumur Karbon di Eropa dan Amerika Utara. Tetumbuhan tanpa bunga dan biji, berkembang biak dengan spora dan tumbuh di iklim hangat.
žGimnospermae, kurun waktu mulai dari Zaman Permian hingga Kapur Tengah. Tumbuhan heteroseksual, biji terbungkus dalam buah, semisal pinus, mengandung kadar getah (resin) tinggi. Jenis Pteridospermae seperti gangamopteris dan glossopteris adalah penyusun utama batu bara Permian seperti di Australia, India dan Afrika
žAngiospermae, dari Zaman Kapur Atas hingga kini. Jenis tumbuhan modern, buah yang menutupi biji, jantan dan betina dalam satu bunga, kurang bergetah dibanding gimnospermae sehingga, secara umum, kurang dapat terawetkan.
 
  Kelas dan jenis batubara
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas dan waktu, batu bara umumnya dibagi dalam lima kelas (ASTM): antrasit, bituminus, sub-bituminus, lignit dan gambut.
* Antrasit adalah kelas batu bara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86% - 98% unsur Carbon (C) dengan kadar air kurang dari 8%.
žBituminus mengandung 68 - 86% unsur karbon (C) dan berkadar air 8-10% dari beratnya. Kelas batu bara yang paling banyak ditambang di Australia.
ž
žSub-bituminus mengandung sedikit karbon dan banyak air, dan oleh karenanya menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan bituminus.
ž
žLignit atau batu bara coklat adalah batu bara yang sangat lunak yang mengandung air 35-75% dari beratnya.
žGambut, berpori dan memiliki kadar air di atas 75% serta nilai kalori yang paling rendah.

 
  Klasifikasi berdasarkan “ British Standardi kenal dengan Istilah :
Hard Coal
Brown Coal
    Penamaan ini berdasarkan Nilai kalor yang terdapat pada batubara

Demikian sebatas Info Batubara....
By Panuel Maling (Geologist Junior)
 

HANCUR DIATAS KEMISKINAN (UKAM SENGSARA EPISODE KE-2)

Foto : Lokasi Tambang Emas di Mosomdua (Doc: Tim Penolakan, 25/8/2018) Memasuki era Revolusi Industri 4.0, negara-negara maju seper...