UNA ITU KAMI dan I LOVE LABOSU
Oleh : Panuel Maling, ST
Menjawab berbagai
pertanyaan dari berbagai kalangan terhadap kalimat yang penuh makna, yaitu UNA
ITU KAMI dan I LOVE LABOSU (LAngda BOmela SUmtamon). Maka berikut dapat
dijelaskan tentang apa makna kalimat yang tercantum pada sebuah kaos.
Cermatilah ulasan ini secara seksama guna menjelaskan kepada publik bahwa arti
dari kedua kalimat tersebut adalah mengandung makna yang luas.
1.
Makna UNA ITU KAMI
UNA ITU KAMI merupakan gabungan dari kata UNA, ITU dan
KAMI. UNA merupakan sebuah kata yang diambil dari nama suku. Suku UNA itu
adalah Langda, Bomela dan Sumtamon. UNA ITU KAMI merujuk pada pengakuan
terhadap keberadaan diri sebagai orang UNA, yang tentunya dapat mengetahui
budaya, bahasa, letak geografis, etnis dan asal kampung.
Asal
kata suku UNA
diambil dari sebuah kata pertanyaan. Yang mana ketika membuat pertanyaan
diawali dengan kata UNA. Misalnya: UNA baryi, UNA mi, UNA towa, UNA me, UNA tum, UNA enmarim dan lain-lain.
Pertanyaan itu pun diungkapkan oleh orang UNA terhadap diri sendiri maupun
terhadap orang lain. Dan hampir keseluruhan orang UNA (Langda, Bomela,
Sumtamon) mengawali sebuah pertanyaan dengan kata tersebut tetapi berbeda
logat. Dengan demikian, para misionaris menyebut daerah Langda, Bomela dan
Sumtamon sebagai suku UNA. Maka sampai sejauh lazim dan terpopuler sebagai suku
UNA.
Asal
kata ITU
merupakan sebuah kata penunjukkan terhadap sesuatu benda (waktu, hal, tempat
dan lain-lain). ITU juga bisa digunakan ketika mempertanyakan sesuatu,
misalnya: Apa itu? Darimana itu? Siapa itu? Mengapa Itu? Ini merupakan sebuah
rangkaian pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang pasti. Sedangkan makna yang
menunjukkan sesuatu, misalnya: Itu buku. Itu Noken. Itu tas. Itu ayam dan
lain-lain. Menggunakan kata ITU untuk menunjukkan sesuatu bisa digunakan ketika
menjelaskan suatu pertanyaan maupun ketika menjelaskan sesuatu tanpa pertanyaan
tetapi mengandung makna penunjukkan.
Asal
kata KAMI
merupakan sebuah kata yang mengandung arti yang jamak. KAMI merujuk pada
pengakuan sebuah kelompok yang terbatas ruang lingkup, dan juga mengandung
sebuah pernyataan yang tidak menunjukkan egois. Menurut KBBI terjemaat V
menjelaskan bahwa KAMI yang berarti bersama dengan orang lain (tidak termasuk
yang diajak berbicara); yang menulis atas nama kelompok dan tidak termasuk
pembaca; dan yang menulis (digunakan oleh penulis).
Dari uraian diatas sangatlah jelas bahwa UNA ITU KAMI
merupakan sebuah kalimat pengakuan keberadaan orang UNA (Langda, Bomela,
Sumtamon) terhadap orang lain. Pengakuan itu boleh diucapkan oleh orang asli
UNA dan juga orang asing tapi memenuhi syarat dalam mengakui diri sebagai orang
UNA, misalnya istri dari orang UNA yang berasal dari daerah lain, suami dari
orang UNA yang berasal dari daerah lain dan menetap di daerah UNA, anak
peranakkan orang UNA (ayahnya orang UNA) dan perpindahan penduduk dari luar
daerah UNA dan menetap di wilayah UNA yang memenuih syarat, yaitu yang diakui
secara adat maupun administrasi pemerintahan.
2.
Makna I LOVE LABOSU
I LOVE LABOSU merupakan sebuah kalimat pengakuan terhadap
kecintaan. I diambil dari bahasa
Inggris yang artinya saya. LOVE diambil dari bahasa Inggris yang artinya cinta.
Dan LABOSU merupakan sebuah kata singkatan dari LAngda, BOmela dan SUmtamon,
yang artinya nama daerah. I LOVE LABOSU bukan hanya sebuah kalimat iseng-iseng
yang mudahnya dicantumkan dalam sebuah kaos semata dengan mengikuti maraknya
penggunaan kata I LOVE YOU dan lain sebagainya. Melainkan mengandung makna yang
luas.
Pemilik kaos harus juga merupakan orang UNA, tapi tidak
menutup kemungkinan bisa juga digunakan oleh orang yang pernah mengabdi untuk
orang UNA, juga orang yang punya hati untuk orang UNA, saudara-saudari dari
orang UNA, peranakan dari orang UNA, serta sebagai bentuk promosi maka bisa
dapat digunakan oleh orang non UNA agar nama LABOSU santer terkenal.
I LOVE LABOSU yang merupakan kalimat pengakuan kecintaan
terhadap daerah Langda, Bomela dan Sumtamon bisa juga diucapkan oleh orang UNA
yang berada diluar daerah, juga bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
terkait dengan pengabdian, kecintaan dan keberadaan, yang disertai dengan upaya
konkrit melakukan perubahan di daerah Langda, Bomela dan Sumtamon.
Kata LABOSU mulai terpopuler sekitar tahun 1980-an sampai
dengan awal tahun 2000-an. Yang mana tahun-tahun itu anak-anak UNA yang bersekolah
di Wamena dan Jayapura lazim menggunakan kata itu sebagai satu kata kesatuan
dari tiga daerah yang tak terpisahkan eratnya. Sebuah kata yang tidak memandang
bulu, sebuah kata yang tidak mengkotak-kotakan marga, kampung, keluarga,
klasis, batas wilayah, logat bahasa, asal usul, kebiasaan, latar belakang orang
tua dan lain sebagainya. Melainkan sebuah kesatuan utuh yang bukan pertama,
kedua dan ketiga, melainkan satu kesatuan yang disebut dengan kalimat “Three in One” and “One for All”.
Meski
demikian, seiring dengan berjalannya waktu. Kesatuan LABOSU kini mulai luntur
bagaikan sebuah noda di baju putih. Penyatuan persepsi, memperjuangkan hak
bersama, mempertahankan kepentingan bersama, sifat simpati, dan sifat empati
kini mulai LANGKA. Berbicara persatuan dan kesatuan diantara orang LABOSU kini
ibarat berbicara langit dan bumi, instalasi kabel positif dan negative, elang
dan ular.
Berdasarkan
uraian makna kedua kalimat diatas, maka setiap para pengguna kaos UNA ITU KAMI
dan I LOVE LABOSU harus sadari bahwa kaos yang ada di badan anda dan saya
ketika kami memakai itu sesungguhnya kami mengemban sebuah misi yang besar.
Misi itu adalah, misi menghancurkan atau melawan derasnya sifat egois yang
perlahan menguasai diri kami seiring dengan perkembangan dunia. Lambat laun,
sadar atau tidak sadar kami akan menjadi santapan arus globalisasi, jika saat
ini kami tidak menyadari akan betapa pentingnya sebuah kesatuan dalam satu
suku.
Sesungguhnya
kedua kalimat ini mengajak kami semua untuk mengevaluasi jalannya hidup yang telah
lepas dari porosnya. Sebuah kalimat yang mengingatkan pula akan persatuan dan
kesatuan di era 1980-an sampai dengan 2000-an. Peradaban yang kami hadapi saat
ini menggeser pola hidup yang menyatukan perbedaan. Peradaban itu pula
menggeser martabat kehidupan orang UNA (Langda, Bomela dan Sumtamon). Budaya
hidup bersama kini mulai hilang ditelan arus global.
Realita
hidup egois kini mulai menguasai daerah yang berada di poros pulau Papua ini.
Diantara kehidupan pergeseran itu mulai bermain kepentingan politik,
kepentingan ekonomi, kepentingan social, kepentingan keluarga, kepentingan
kampung dan lain sebagainya. Sudah mulai mengkotak-kotakan antar kampung, antar
marga, antar distrik, antar keluarga dan lain sebagai. Disinilah persatuan
sudah tidak memiliki nilai utama atau pokok dalam kehidupan harmoni.
Hai,
para kaum muda! Sadarilah bahwa anda adalah solusi dan bukan pemecah bela
bangsa. Satukanlah hati dan kibarkanlah bendera persatuan. Ingatlah, Amerika
yang merupakan Negara ADIDAYA kini mulai runtuh karena mulai muncul perbedaan.
Mulai muncul pergeseran hidup dari porosnya. So, mari kami sama-sama menjadi
persatuan dan kesatuan orang LABOSU. LABOSU bukan yang pertama, kedua, dan
ketiga. Melainkan LABOSU merupakan yang utama dan merupakan satuan kesatuan
yang tak bisa dipisahkan oleh kepentingan apa pun.
“Three in One” and “One for All”
Komentar
Posting Komentar